Memperingati Hari Pahlawan

Sejarah perjalanan bangsa dan negara Indonesia menunjukkan bahwa untuk mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diperlukan perjuangan panjang. NKRI tidak akan bisa berdiri menjadi negara merdeka, berdaulat dan terhormat seperti saat ini, tanpa perjuangan para pejuang, pendiri bangsa dan pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga pikiran serta hartanya. Sejarah bangsa dan negara Indonesia mencatat, perjuangan untuk merebut kemerdekaan dan mendirikan NKRI membutuhkan ikatan persatuan dan kesatuan yang kuat. Komitmen para pejuang, pendiri bangsa dan para pahlawan untuk memersatukan bangsa ini melahirkan sikap kepahlawanan, kesetiakawanan sosial serta menguatkan memori kolektif bangsa saat ini supaya berani bertindak nyata untuk melawan penjajahan dan ketertindasan akibat kolonialisme dan imperialisme. Sikap kepahlawanan merupakah sebuah perwujudan tindakan dan pengorbanan yang penuh militansi. Sikap kesetiakawanan sosial adalah perwujudan dari kepekaan sosial atau bathin. Kita harus memaknai semua itu bukan hanya skedar ungkapan saja, tetapi harus dijadikan sebagai kekuatan moral yang dapat diterapkan di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk Indonesia pada masa kini dan mendatang.

Memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada hari Senin, 10 Nopember 2014 Kejaksaan Negeri Sekayu melaksanakan upacara peringatan yang dilaksanakan di lapangan upacara kantor Kejaksaan Negeri Sekayu. Sebagai Inspekstur Upacara mewakili Kepala Kejaksaan Negeri Sekayu yang mengikuti upacara di halaman rumah dinas Bupati Musi Banyuasin adalah Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara Yoki Adrianus, SH. Dalam pidatonya membacakan amanat Menteri Sosial RI yang mengambil tema “Pahlawanku Idolaku”. Tema tersebut dipilih dimaksudkan untuk menggugah semangat kepahlawanan sebagai ukuran nilai, baik sebagai “panutan” maupun figur idola pencarian jati diri. Untuk itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi genarasi penerus, bahwa semangat juang dan semangat kebangsaan para pahlawan akan selalu terpatri di “dada” setiap insan Indonesia dan menjadi kebanggaan atau idola sepanjang masa.